VOLUME MOLAR GAS
I. Latar belakang
Volume molar merupakan suatu hal yang penting dalam perhitungan kimia. Volume molar suatu unsur adalah besarnya ruang yang ditempati oleh satu mol itu dalam keadaan STP. Menurut Avogadro setiap molekul memiliki volume sama dan jumlah molekul yang sama pada gas ideal. Gas ideal adalah kumpulan dari partikel suatu zat yang jaraknya cukup jauh dibandingkan dengan partikelnya, lalu setiap partikel juga memiliki massa setiap partikel. Karena untuk mengukur ruang yang ditempati oleh satu mol gas relatif sukar maka untuk memudahkan pengukuran akan dilakukan dengan menentukan volume sejumlah mol gas agar lebih mudah diukur dengan berat yang dapat ditimbang dan tekanan yang dapat diukur.
Dengan mengetahui volume molar gas, suhu dan tekanannya, maka volume ruang(wadah gas) dapat dicari. Oleh karena variabel-variabel itu dapat ditentukan maka dilakukanlah percobaan ini untuk menentukan massa rumus dari suatu gas.
II. Tujuan Percobaan
Untuk menentukan massa rumus gas
III. Dasar Teori
Volume molar adalah volume dari 1 mol suatu unsur atau senyawa kimia pada temperatur dan tekanan tertentu. Berbeda dengan massa molar, volume molar setiap unsur atau senyawa tidak dipengaruhi massa molar, volume molar setiap unsur atau senyawa tidak dipengaruhi oleh rumus molekulnya, namun oleh tekanan dan temperatur zat tertentu. Definisi formal volume molar adalah dimana V merupakan volume dan n merupakan jumlah mol partikel. Satuan volume molar dalam SI adalah m3/mol(Syukri,1991).
Pada kondisi temperatur dan tekanan standar, volume molar gas ideal adalah 22,4 L/mol. Pada kondisi ruangan volume molar gas ideal adalah 24 L/mol. Hukum gas ideal :
P.V = n.R.T ..........(1)
jika yang dipelajari merupakan campuran suatu gas, maka persamaan tersebut dapat digunakan dengan Hukum Dalton. Dalton menjelaskan bahwa tekanan dari komponen gas yang dimiliki oleh campuran gas ideal suatu volume tertentu merupakan jumlah tekanan dari komponen gas yang menempati wadah dengan volume gas yang sama(Petruci,1987).Hukum Charles menjelaskan volume suatu gas akan berbanding lurus dengan temperatur mutlaknya jika gas tersebut berada pada tekanan konstan :
V = T ..........(2)
Hukum Boyle menyatakan bahwa gas berbanding terbalik dengan volume gas jika gas tersebut mempunyai jumlah mol dan temperatur yang sama :
P = 1/V ..........(3)
Hukum Gay Lussac menyatakan temperatur berbanding lurus atau sebanding dengan tekanan gas apabila volume gas tersebut konstan atau tetap :
T = P ..........(4)
Hukum Avogadro menjelaskan bahwa volume gas pada temperatur dan tekanan konstan berbanding lurus dengan jumlah molnya :
V = n ..........(5)
volume dari suatu gas pada tekanan dan temperatur yang sama pada suatu gas mengandung jumlah molekul yang sama. Volume gas yang ditempati oleh setiap mol molekul gas dinyatakan sebagai volume molar (Vm) :Dialam bebas ini terdapat bermacam-macam gas yang berupa unsur gas seperti ; Ne, ArH2, Cl2, N2, O2, atau yang berupa senyawa seperti NH3, CO2, H2S, CH4 dan sebagainya. Demikian juga terdapat gas-gas yang dapat mencair pada suhu kamar, yang biasa disebut uap, seperti uap H2O, HCl, C5H5OH. Untuk mempermudah mempelajari gas-gas tersebut maka dibagi dalam dua kelompok, yaitu gas ideal dan gas nyata(Wahyuni,2003).
Hukum-hukum gas ini, diperoleh dengan bantuan teknik yang sangat berguna di sains, yaitu menjaga satu atau lebih variabel tetap konstan untuk melihat akibat dari perubahan satu variabel saja. Hukum-hukum ini sekarang dapat digabungkan menjadi satu hubungan yang lebih umum antara tekanan P, volume V, dan suhu T dari gas dengan jumlah tertentu :
P.V ~ T ..........(7)
hubungan ini menunjukkan bagaimana besarnya P, V, T akan berubah ketika besaran lainnya diubah(Souisa,2011).IV. Hipotesis
Dalam percobaan ini pita Mg yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi air akan bereaksi dengan pengaruh cairan HCl dari gelas beker. Bukti dari reaksi itu terdapat gelembung-gelembung pada pita Mg dan gelembung tersebut naik keatas tabung reaksi. Dalam percobaan ini yang diperhatikan adalah tinggi dari air karena setelah reaksi, tinggi air akan berubah, hal ini terjadi karena tekanan di dalam tabung reaksi terlalu besar sehingga menyebabkan air keluar.
V. Metodologi Percobaan
5.1 Alat dan Bahan
a. Tabung reaksi (1 buah)
b. Pipet tetes (2 buah)
c. Gelas beker (2 buah)
d. Penggaris (1 buah)
e. Amplas (secukupnya)
f. Gelas ukur (2 buah)
g. Corong kaca (1 buah)
h. Benang (secukupnya)
i. Pita Mg (0,05 mg)
j. Akuades (10 ml)
k. HCl (50 ml)
5.2 Gambar Alat dan Rangkaian Alat
VI. Prosedur Kerja
Pita Mg yang telah bersih diitimbang 0,3 mg. Akuades diukur sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Pita Mg yang telah bersih diikat dengan benang dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi akuades. Gelas beker digunakan untuk menutupi ujung tabung reaksi dengan hati-hati. Tabung reaksi dibalik kemudian gelas beker diisi HCl 50 ml, pita Mg dibiarkan bereaksi dengan HCl, tinggi permukaan terhadap larutan HCl setelah pita Mg bereaksi diamati dan dicatat, jumlah mol Mg dihitung dan ditentukan massa rumus gasnya.VII. Data dan Analisa
7.1 Data Percobaan
Rekomendasi Laporan lain:
7.2 Analisa DataPrinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah dengan cara mereaksikan HCl dengan pita Mg yang berada didalam akuades. Reaksi yang terjadi antara HCl dan pita Mg akan menghasilkan gelembung-gelembung gas H2 yang akan naik keatas permukaan akuades.
Reaksi : Mg(s) + 2 HCl(aq) <------> MgCl2(aq) + H2(g)
Terlihat pada tabel percobaan 7.1.2 bahwa gelembung semakin banyak setiap pengamatan 10 menit sekali. Pengamatan pada tabel percobaan 7.1.2 membuktikan bahwa pada setiap 10 menit sekali, tinggi dari akuades semakin menurun meskipun tidak terlalu drastis. Hal ini membuktikan hipotesis pada percobaan ini bahwa akan terjadi perubahan tinggi air(menurun) akibat dari tekanan didalam tabung reaksi yang terlalu besar sehingga menyebabkan air keluar.
Dengan melihat perubahan tinggi dari akuades didapatkan perhitungan dari volume molar gas ebesar 26,8 L/mol. Pada literatur volume molar dari gas H2 adalah sebesar 22,4 L/mol. Perbedaan hasil dengan literatur ini disebabkan oleh adanya kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama percobaan, seperti kurang teliti dalam membaca tabung gelas ukur, air penahan yang berada diluar tabung terlalu banyak, mengamati ada tidaknya gelembung sebelum reaksi dimulai, dan kondisi lingkungan percobaan yang tidak sesuai dengan keadaan standar.
Selain menggunakan pita Mg dan HCl untuk menghasilkan gas H2, terdapat cara lain juga untuk menentukan volume molar gas H2 yaitu dengan cara mereaksikan antara logam-logam yang berada disamping kiri H dalam deret volta yang meliputi golongan IA, IIA, IIIA, Mn, Ni, Sn, Pb dengan larutan asam pekat seperti H2SO4, HNO3, dan CH3COOH
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengamatan, analisa data, dan perhitungan dapat disimoulkan bahwa volume molar gas H2 pada percobaan ini adalah sebesar 26,8 L/mol , hal ini berbeda dengan volume molar gas H2 pada literatur yaitu sebesar 22,4 L/mol, hal ini terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama percobaanIX. Daftar Pustaka
Keenan, Charles W.1980. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Mujriati, M dan Basid.2010. Simulasi Tumbukan Partikel Gas Ideal dengan Model Cellular Automata Dua Dimensi. Jurnal Neutrino. Vol 2(2) : 140.
Oxtoby, David W.2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi 4 Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Petrucy, Raplh H.1987. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Souisa, M.2011. Penentuan Jumlah Mol Udara dalam Silinder dan Bola Menggunakan Hukum Boyle-Marriote. Jurnal Brekeng. Vol 5(1) : 41-45.
Syukri.1991. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB.
Wahyuni, Sri.2003. Kimia Master. Jakarta : Erlangga.
X. Bagian Pengesahan
-
XI. Lampiran